top of page
  • White Facebook Icon
  • White Twitter Icon
  • White Instagram Icon
Search

Sejarah Munculnya Tekni Cetak Sablon Manual

  • Berkaos.com
  • Nov 2, 2016
  • 3 min read

Di era globalisasi ini, teknik sablon atau cetak saring sudah semakin urgen keadaannya. Hampir semua produk rumah tangga memakai teknik sablon atau cetak saring dalam proses produksinya. Jika Anda tidak percaya, coba lah amati bungkus snack yang ada di rumah.

Atau coba Anda amati sampul buku atau majalah yang anda baca. Atau coba Anda perhatikan sablonan pada t-shirt yang sedang Anda kenakan. Semuanya mengandalkan metode cetak saring atau sablon agar terlihat lebih indah dan menarik untuk dikonsumsi.

Asal Usul Teknik Sablon

Teknik sablon pertama kali ditemukan di Tiongkok, pada zaman Dinasti Song (960 – 1279 M). Kemudian teknik tersebut menyebar ke beberapa negara tetangga seperti Jepang, Taiwan dan Korea. Kemudian negara tersebut mulai mengadopsi metode sablon baju t-shirt ini dan mengembangkannya dengan menggabungkannya dengan menggunakan teknik sablon atau cetak lainnya.

Perlahan namun pasti, teknik sablon mulai mendunia dan dikenalkan ke negara-negara Eropa Barat setelah meluas dari Asia pada akhir tahun 1700an. Namun, pada awal mula pengenalannya, Teknik sablon atau cetak saring tidak mendapat respon yang baik di sana.

Namun akhirnya sablon untuk media tekstil akhirnya menjadi populer sejak bahan sutera mulai banyak digunakan di pasaran. Teknik sablon tersebut digunakan untuk memberi dekorasi pada kain sutera.

Masuk ke Ranah Bisnis

Waktu pun terus berjalan. Teknik sablon pun akhirnya pertama kali dipatenkan di Britania oleh Samuel Simon pada awal abad 20. Awalnya, penyablonan dipakai sebagai teknik untuk mencetak hiasan pada kertas dinding (wallpaper), pencetakan sprei, sutra, atau bahan – bahan kain lainnya yang memiliki kualitas tinggi.

Namun akhirnya penyablonan merambah ke berbagai media, termasuk sablon kaos, sablon poster dan sablon pada media lainnya.

Metode Cetak Saring pada Dunia Seni

Selain merupakan media solutif komersial, teknik sablon pun menjadi salah satu media berpengaruh di dunia seni rupa. Pada dunia teknologi industri, teknik penyablonan dimodifikasi oleh para pekerja seni sebagai suatu solusi atas material produksi cetak konvensional yang mahal.

Metode sablon ini pun menjadi penyelesaian praktis dan terjangkau untuk melakukan produksi karya seni secara repetisisi.

Lalu pada era 30an, segerombolan pekerja seni sablon di Britania merintis sebuah paguyuban bernama Perkumpulan Serigrafi Nasional (National Serigraphic Society), yang awalnya dikenal dengan nama Serigrafi pada tahun yang sama. Nama Serigrafi itu sendiri berasal dari gabungan bahasa Latin, yaitu 'Seri' (sutra), dan bahasa Yunani 'Graphein' (menulis atau menggambar).

Perkumpulan tersebut dirintis untuk membedakan pekerja seni yang berkarya di bidang seni dengan memakai penyablonan, dengan mereka yang memang menggunakan teknik sablon untuk kepentingan komersial.

Seorang pekerja seni termasyhur bernama Andy Warhol merupakan salah satu nama yang turut berjasa besar dalam mengenalkan teknik penyablonan yang berkaitan dengan istilah serigrafi tersebut. Warhol sangat dikenal dengan karyanya pada tahun 1962, yaitu gambar Marilyn Monroe yang dibuat dengan mengandalkan warna – warna yang ekstrim.

Pada kala itu, Warhol pun mempopulerkan aliran seni rupa baru gubahannya sendiri, yang kini dikenal dengan istilah Pop Art.

Sekarang, teknik sablon menjadi terkenal, baik dalam ranah seni, maupun pencetakan berbasis bisnis.

Hingga kini teknik sablon ini digunakan untuk mencetak sablon pada t-shirt, topi, CD, keramik, polypropile, paper, logam, marmer, dan berbagai bahan lainnya.

Perkembangan Metodologi Sablon pada Kaos

Pada tahun 1960, salah satu wirausahawan yang juga berprofesi sebagai pekerja seni dari Amerika bernama Michael Vasilantone, membuat sebuah mesin sablon dengan model rotary agar bisa menyablon lebih dari satu warna serta mengajukan patennya.

Alat cetak saring tersebut pada awalnya dibikin untuk mencetak simbol dan identitas pada t-shirt pada tim bowling. Namun kemudian fungsinya dikembangkan lebih dalam lagi sehingga akhirnya jadi salah satu alternatif baru dalam memproduksi sablon pada bahan t-shirt.

Paten yang diajukan oleh Vasilantone tidak memakan waktu yang lama. Hanya membutuhkan waktu kurang dari 5 tahun saja, mesin cetak saring model rotary ala Vasilantone ini akhirnya dikenal oleh berbagai pengusaha fashion di Amrik. Tak cuma itu, mesin sablon baju kaos tersebut pun menjadi salah satu mesin paling terkenal pada dunia industri penyablonan hingga sekarang.

lalu di era 60an Vasilantone mematenkan mesin sablon kaos rotary-nya untuk status paten tingkat dunia. Hak paten dunia pun muncul atas namanya dengan nomor 3.427.964 pada tanggal 18 Februari 1969. Kini, lebih dari 50% aktifitas pencetakan teknik sablon t-shirt di Amrik dan seluruh dunia mengandalkan teknik sablon baju t-shirt dengan metode rotary ala Vasilantone.

Kemudian pada dekade berikutnya, seorang pebisnis sekaligus pekerja seni bernama Marc Tartaglia Jr. and Michael Tartaglia berhasil menciptakan metode peralatan sablon t-shirt yang didaftarkan hak patennya. Mereka mematenkan sebuah teknik sablon separasi yang dapat mencetak gambar full warna bisa diproduksi dan diterapkan pada beberapa bahan dengan melalui media printer screen yang terbuat dari jala sutra.

Kini, teknik cetak saring sudah sangat familiar dipakai dalam berbagai industri pakaian yang kapasitas produksinya besar seperti kaos, hoodie, polo, pamflet dan display untuk keperluan iklan lainnya. Biasanya, untuk sablon dengan hasil full color kerap dibuat menggunakan teknik warna CMYK (cyan, magenta, yellow and black ('key')).


 
 
 

コメント


Featured Posts
Check back soon
Once posts are published, you’ll see them here.
Recent Posts
Archive
Search By Tags
Follow Us
  • Facebook Basic Square
  • Twitter Basic Square
  • Google+ Basic Square

© 2023 by NORTHPOLE. Proudly created with Wix.com

bottom of page